Program Makan Bergizi Gratis Dapat Dukungan Luas, Sejalan dengan Nilai Islam dan Visi Indonesia Emas 2045
Khatib Shalat Idul Adha, Prof. Dr. Wan Jamaluddin, yang juga Rektor UIN Raden Intan Lampung, secara tegas menyatakan bahwa MBG mencerminkan nilai-nilai Islam yang luhur, terutama dalam hal solidaritas sosial dan keberlanjutan generasi bangsa. Ia menyebut bahwa program MBG bukan hanya kebijakan negara, tetapi bagian dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama, khususnya anak-anak yang membutuhkan asupan gizi demi masa depan yang sehat dan cerdas.
“Gagasan dan gerakan makan bergizi gratis untuk anak-anak Indonesia bukan hanya program pemerintah, tetapi bagian dari nilai Islam yang harus kita jalankan,” ujar Wan Jamaluddin di hadapan lebih dari 100 ribu jamaah di Masjid Istiqlal.
Dalam khutbahnya, ia juga menyoroti nilai ibadah kurban sebagai bentuk kepedulian sosial yang selaras dengan semangat program MBG. Ia menambahkan bahwa penguatan empati sosial harus menjadi budaya bangsa menuju terciptanya ekosistem yang tangguh dan inklusif, sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045.
Dukungan terhadap program MBG juga diwujudkan melalui kegiatan sosialisasi yang terus digencarkan di berbagai daerah. Kegiatan serupa digelar di Halaman Kantor Desa Sekeladi, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir. Dengan tema “Bersama Mewujudkan Generasi Sehat Indonesia”, acara ini diikuti sekitar 300 peserta dari berbagai kalangan.
Anggota Komisi IX DPR RI, Maharani, dalam sambutannya menekankan pentingnya pembentukan SPPG di tingkat desa agar distribusi makanan bergizi dapat menjangkau balita, anak sekolah, ibu hamil, hingga ibu menyusui. Ia meyakini bahwa program ini akan menjadi fondasi lahirnya Generasi Emas 2045.
“Dalam 20 tahun ke depan, anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi yang cerdas, sehat, dan berdaya saing,” tegas Maharani.
Senada dengan itu, perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN), Ade Tias Maulana, menuturkan bahwa MBG juga dirancang untuk memperkuat ketahanan pangan lokal dengan melibatkan BUMDes, koperasi, petani, dan peternak dalam penyediaan bahan pangan. “Setiap SPPG mampu melayani hingga 4.000 penerima manfaat per hari,” jelas Ade.
Di wilayah Indonesia Timur, sosialisasi Program MBG juga telah digelar di Praya Barat Daya, Lombok Tengah dan Papua Barat Daya. Anggota Komisi IX DPR RI, Muazzim Akbar, optimistis program MBG akan menjangkau lebih banyak penerima manfaat di wilayah tersebut. Ia mendorong masyarakat agar ikut menjadi mitra BGN demi mendukung distribusi makanan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
“Program ini bukan hanya tentang pemberian makanan gratis, tetapi juga tentang memperbaiki kualitas hidup dan mendorong ekonomi warga dari desa,” ujar Muazzim saat kegiatan sosialisasi.
Sementara itu, Sekretaris Deputi Promosi dan Kerja Sama BGN, Lalu Muhammad Iwan Mahardan, menegaskan bahwa MBG merupakan langkah konkret pemerintah dalam membangun sumber daya manusia berkualitas. “Ini bagian dari persiapan menuju Indonesia Emas 2045, di mana generasi muda akan menjadi tulang punggung bangsa,” tegasnya. (Red)
Program MBG juga dikawal oleh para tenaga ahli gizi dan dijalankan berdasarkan prinsip Gizi Seimbang, mencakup konsumsi makanan beragam, aktivitas fisik, serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
Dengan dukungan berbagai elemen masyarakatdari tokoh agama hingga pemerintah daerah Program Makan Bergizi Gratis kini tak hanya menjadi program pemerintah, melainkan juga menjadi gerakan nasional yang memperkuat keadilan sosial dan pembangunan generasi masa depan Indonesia.
Tidak ada komentar